Dua Bisnis Terlicik yang Pernah Ada di Dunia



Bisnis adalah hal yang lumhrah dilakukan oleh para pengusaha. Orang yang ingin kaya tentunya harus lewat jalur berbisnis. Telah banyak sekali kisah-kisah sukses tentang bisnis yang bertebaran di internet ataupun di dunia nyata yang membuat kita menjadi semangat dalam menjalankan kewirausahaan ini.


Namun ada dua bisnis yang terkenal saat ini yang menjadi bahan perbincangan karena dianggap sebagai bisnis terburuk dan terlicik di dunia. Apa saja itu lanjutkan membaca ya....


1. Bisnis Ponzi Bernie Madoff




Salah satu cerita tentang bisnis terlicik yang pernah ada di dunia adalah kisah tentang Bernie Madoff dan skema Ponzi-nya. Bernie Madoff adalah seorang broker investasi yang mendirikan perusahaan bernama Bernard L. Madoff Investment Securities LLC. Selama bertahun-tahun, Madoff dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka di Wall Street dan dipersepsikan sebagai sosok yang sangat sukses dalam dunia keuangan.


Namun, pada tahun 2008, kebenaran gelap dari bisnis Madoff terungkap. Ternyata, bisnisnya adalah skema Ponzi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Madoff tidak melakukan investasi yang sebenarnya; sebaliknya, ia menggunakan uang dari investor baru untuk membayar keuntungan kepada investor lama. Skema ini berhasil berlangsung selama bertahun-tahun karena Madoff terus berhasil menarik investor baru dan mempertahankan citra kesuksesannya.


Ketika krisis keuangan global terjadi pada tahun 2008, banyak investor ingin menarik kembali investasi mereka. Inilah saat kebohongan Madoff terungkap. Saat tidak mampu membayar keuntungan kepada investor yang ingin menarik uang mereka, skema Ponzi Madoff runtuh dengan dramatis. Pada saat pengungkapan, diperkirakan bahwa kerugian total mencapai puluhan miliar dolar.


Kasus Bernie Madoff menunjukkan betapa pentingnya waspada terhadap investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Meskipun bisnisnya tampak sukses dan terpercaya selama bertahun-tahun, kenyataannya adalah bahwa itu semua adalah sebuah penipuan yang dirancang untuk mengambil uang dari investor dengan janji-janji palsu. Kejadian ini menjadi salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah dan mengilustrasikan potensi kerugian besar yang mungkin timbul dari praktek bisnis yang licik dan tidak etis.


2. Bisnis Theranos Milik Elizabeth Holmes



Salah satu contoh bisnis terlicik lainnya adalah skema penipuan yang dilakukan oleh perusahaan Theranos dan pendirinya, Elizabeth Holmes. Theranos adalah perusahaan startup di Silicon Valley yang didirikan oleh Holmes pada tahun 2003 dengan klaim revolusioner bahwa mereka memiliki teknologi pengujian darah yang mampu melakukan berbagai jenis tes menggunakan hanya sejumlah kecil darah dari jari.

Holmes membangun citra dirinya sebagai sosok visioner di bidang teknologi medis dan sering dibandingkan dengan tokoh besar seperti Steve Jobs. Dia berhasil meyakinkan banyak investor terkenal dan bahkan membentuk kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Walgreens untuk menyediakan layanan pengujian darah di toko-toko mereka. Namun, pada tahun 2015, laporan investigatif oleh Wall Street Journal mengungkapkan bahwa teknologi Theranos tidak seefektif yang dijanjikan dan bahwa perusahaan telah memanipulasi hasil tes untuk mempercantik kinerja produk mereka. Holmes dan Theranos dihadapkan pada tuduhan penipuan oleh pemerintah AS. Selama bertahun-tahun, Holmes dan Theranos mempertahankan narasi palsu tentang kemajuan teknologi mereka, sementara sebenarnya teknologi mereka tidak pernah terbukti secara klinis. Theranos kemudian mengalami kebangkrutan dan Holmes didakwa dengan tuduhan penipuan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Efek Amerika Serikat (SEC). Kisah Theranos dan Elizabeth Holmes mengingatkan kita akan risiko yang terkait dengan investasi dalam bisnis yang didasarkan pada klaim teknologi yang belum terbukti atau belum diverifikasi secara independen. Hal ini juga menyoroti pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan etika dalam dunia bisnis, serta pentingnya untuk melakukan penelitian menyeluruh sebelum berinvestasi atau bekerja dengan perusahaan baru.

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post