Pengalaman Moorissa Tjokro bisa bekerja di perusahaan Tesla


Perusahaan mobil Tesla di California,Amerika Serikat meluncurkan fitur kecerdasan buatan Swakemudi penuh atau full-self-driving versi beta,yang kini sudah tersedia secara terbatas bagi para pengguna mobilnya.


Dibalik penggarapan fitur ini,ada sosok perempuan WNI,Moorissa Tjokro. Perempuan kelahiran 1994 ini menjadi salah satu orang yang berperan penting dalam pengembangan mobil Autopilot/Swakemudi Tesla di mulai.


Bagaimana ia memulai karirnya di perusahaan Tesla tersebut ?


Sekitar tahun 2018,salah seorang temannya intern (magang) di Tesla. Waktu itu temannyalah yang mengirimkan resume Moorissa kepada timnya. Dari sanalah perusahaan Tesla mulai tertarik dan memulai proses interview. Setelah melalui serangkaian proses interview,akhirnya ia resmi diterima dan menjadi bagian dari perusahaan Tesla pada Desember 2018 silam sebagai Data Scientist,sebelum akhirnya ia dipercaya sebagai Autopilot Software Engineer. Jadi ia tidak pernah apply langsung atau melalui dirinya sendiri melainkan berkat temannya yang mengirimkan resume dirinya pada perusahaan Tesla.


Namun, prestasinya memang tidak perlu diragukan lagi.

Berikut biodata dan prestasi Moorissa yang membuat perusahaan Tesla tertarik untuk merekrutnya. Pada tahun 2011 Moorissa mendapatkan beasiswa Wilson and Shannon Technology di Seattle Central Collage. Tahun 2012,ia telah memiliki gelar Associate Degree atau D3 di bidang Sains. Lalu ia melanjutkan kuliah S1 Teknik Industri dan Statistik di Georgia Institute of Technology di Atlanta. Ia juga berhasil meraih President's undergraduate Research Award dan nominasi Helen Grenga untuk insinyur perempuan terbaik di Georgia Tech. Ia pun melanjutkan pendidikan S2 jurusan Data Science di Columbia University,di New York. Ia juga berhasil meraih banyak prestasi lainnya yang membanggakan.


Moorissa beruntung bahwa keinginannya untuk terjun ke dunia Sains di dukung oleh keluarganya. Namun,sebenarnya yang membuat ia tertarik ke dunia Sains adalah Ayahnya sebagai inspirasi terbesar dalam hidupnya.


Selama bekerja ,Moorissa mengaku sering bertemu dengan pendiri Tesla,yakni Elon Musk, meski secara langsung ia tak pernah berinteraksi.


Ia juga mengaku beruntung karena tidak pernah mengalami diskriminasi atau perbedaan di dunia kerja yang masih di dominasi oleh laki-laki.


Ia tak mengetahui pasti mengapa perempuan yang terlibat dalam dunia teknik masih sangat rendah dibandingkan dengan laki-laki. Namun ia berharap ada dukungan sehingga perempuan dapat terus maju. Ia pun berpesan kepada semua orang untuk mengikuti kata hati agar dapat melakukan pekerjaan yang benar-benar di inginkan.


Link cerita https://id.quora.com/Apakah-ada-orang-Indonesia-yang-bekerja-di-Tesla-bagaimana-profilnya/answer/Beatrice-7?ch=3&oid=271117937&share=03f0e9ce&srid=hQ9WyY&target_type=answer

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post